Kerasnya Hati Anak Luluh Dengan Ruqyah
Anak saya berani dan bandel pada orang tua , apakah bisa diruqyah
Banyak dalam hal keluhan para orang tua tentang anaknya yang tiba tiba Bandel , tak bisa menurut dan patuh pada kedua orang tuanya diantaranya hilangnya komunikasi dan kasih sayang dalam keluarga , bisa karena pisah rumah atau adanya perceraian dalam keluarga , juga bisa karena
kasus pola asuh orangtua yang kurang PAS atau bijak.
Misalnya:
Keras bicara,
Sering marahi anak jika melakukan kesalahan tanpa dengar alasan terlebih dahulu..
ketika anak protes kesalahan orangtua malah dianggap durhaka
anak tidak punya pilihan kecuali harus nurut kemauan orangtua
kaku saat mendidik anak seperti Militer
akhirnya anak terhambat bicaranya saat mau argumentasi apa yang dilakukanya.
belum apa-apa sudah dibentak ..anak harus nurut orangtua tidak boleh tidak
karena seringnya diperlakukan keras dan bentakan.. akhirnya anak jadi pendiam, ketakutan, dan tidak berbuat apa-apa karena takut disalahin
Pada dasarnya semua manusia jika berjalan sesuai fitrahnya adalah Baik dan suka akan kebaikan terlebih pada anak anak yang beranjak remaja dimana selain ia dalam tahap pencarian jati diri juga yang paling penting faktor Agama dan Lingkungan/ pertemanan
Tak Selalu Anak yang Nakal dan Bandel harus diruqyah ..
Jadi ada banyak faktor yang perlu dicermati , pertama adalah kondisi lingkungan, ekonomi, usia anak (puber) dan yang pokok proses pendidikan Agama anak oleh orang tua dirumah
proses mentarbiyah anak
Mendidik anak adalah salah satu tanggungjawab yang paling berat yang dipikul oleh seseorang.
Anak adalah karunia dan amanah Allah SWT kepada kedua orang tuanya.
kerana Allah SWT mempertanggungjawabkan mereka supaya supaya untuk mendidik anak mereka menjadi mukmin yang berperanan dalam Islam dan selamat dari api neraka. Firman Allah SWT, di dalam Surah at Tahrim (66), ayat enam,
terjemahannya: “Wahai orang-orang beriman! Peliharalah diri kamu dan ahli keluarga kamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”
Ibnu Umar berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda ‘Setiap diri kamu adalah pemimpin dan ia akan diminta pertanggung jawab terhadap apa yang ia pimpin. Seorang imam adalah pemimpin, ia akan diminta pertanggungjawabkan terhadap apa yang dipimpinnya (rakyatnya).
Setiap lelaki adalah pemimpin di dalam keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawabkan terhadap yang ia pimpin.
Setiap perempuan adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan ia akan diminta pertanggungjawabkan pula dengan apa yang ia pimpin.
Beruntungnya Orang Tua Yang Memiliki Anak Shalih
Sungguh beruntung dan berbahagialah orang tua yang telah mendidik anak-anak mereka sehingga menjadi anak yang shalih, yang selalu membantu orang tuanya, mendo’akan orang tuanya, membahagiakan mereka dan menjaga nama baik kedua orang tua. Karena anak yang shalih akan senantiasa menjadi investasi pahala, sehingga orang tua akan mendapat aliran pahala dari anak shalih yang dimilikinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Apabila seorang telah meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendo’akannya.” (HR. Muslim: 1631).
orang tua, menjadi pribadi yang shalih, sampai-sampai salah seorang yang shalih pernah mengatakan, يا بني إني لأستكثر من الصلاة لأجلك
“Wahai anakku, sesungguhnya aku memperbanyak shalat karenamu (dengan harapan Allah akan menjagamu).”
Ada seorang tabi’in yang bernama Sa’id ibn al-Musayyib rahimahullah juga pernah berkata,
إني لأصلي فأذكر ولدي فأزيد في صلاتي
“Ada kalanya ketika aku shalat, aku teringat akan anakku, maka aku pun menambah shalatku (agar anak-anakku dijaga oleh Allah ta’ala).”
Comments
Post a Comment